Memilih “Roadkill” sebagai intro dari tracklist mereka malam itu, Hope benar-benar menunjukkan agresifitas musik mereka sedari lagu pertama di penampilan pertama di kota pertama dari Tour pertama mereka kemarin, Banished Tour 2016.
Mereka tak terlalu gelap untuk sebuah label “Dark” yang dipanutkan, bagi saya mereka adalah hardcore punk berat nan powerful, agresif nan memanggil, memanggil kekacauan di setiap moshpit!
Beberapa hal diatas cukup saya dapati pada rekaman album “Hope – Self Titled”, tapi tetap dengan agak datar, dan vokal Medi yang direkam agak bergema juga tak terlalu memikat pada rekaman, ada perbedaan besar kekuatan di penampilan Live mereka yang akhirnya menyadarkan saya jika kualitas perekaman mereka tak begitu baik ternyata.
Roadkill sebagai favorite. Riding Fuzz like a Whore!!! Got a Car Crash! Road[fuckin]kill!!
Raungan kasar dan agak bergema Medi lebih keluar nyata ketika Live, tanpa efek, Medi mempresentasikan jam terbang personal dia tak main-main sedari projek terdahulunya, style bernyanyi yang juga menarik seperti terlihat jelas di “Wade Wilson” & “Roadkill,” dentuman Bass Edo dan Drum Ganjar, terlebih pada “Midtro” yang paling saya ingat, sebuah track instrumental tanpa vokal, yang bukan hanya berisikan drum, bass, dan dengung gitar, juga berisikan gejolak emosi berlebih sebagai titik rehat untuk kembali melanjutkan marah setelahnya, track sederhana, mencekam dan penuh emosi. Dan Gitar Fadli, ini menu utamanya setela vokal, melengkapi lagi komposisi apik dari Hope, selain dari setiap gitar dia pada setiap track, beberapa teriak emosi-spontan tanpa mic beberapa kali dari Fadli saat live adalah tanda lain jika jam terbang dari setiap personalnya sudah cukup bagus. Beberapa aksi spontan dari personil saat mereka tampil tak bisa disusun atau direncanakan, itu keluar dengan sendirinya atas representasi jam terbang, dan Hope memiliki cukup banyak dari beberapa itu.
Walau mereka harus memotong track kemarin di Spektakel Klab House karena tak lagi tahan dengan pengap dan panas, show Hope malam itu memang cukup cepat dan melelahkan, beberapa hal mengesalkan terjadi di moshphit ditengah show mereka, tak begitu besar, hanya sedikit kekesalan dengan beberapa orang yang masih tetap melakukan gerakan percuma, mungkin ini perkara bagaimana mengakomodir kenikmatan masing-masing, tapi memang kadang mengesalkan mendapati hal-hal aneh berpotensi menyakiti beberapa orang lainnya di moshpit.
Keperluan perekaman ulang dari album ini adalah perkara lain yang patut dipertimbangkan oleh Hope, jika tidak boleh dibilang mesti.
Dihajar habis-habisan dengan hanya sedikit berbicara dan tak banyak menjelaskan pada setiap perpindahan lagu, seperti hanya satu kali kalau tak salah ingat pada lagu “Wade Wilson,” Medi pemegang utama mic berbicara tentang lagu yang dibuatnya untuk satu karakter komik favoritenya itu. Sisanya Hope yang agresif.
Selain beberapa potong gitar dan bagian seperti di “The Blessed Loss”, “Hisenberg” dan “Nekromantik,” dengan sedikit penghambaan pada kegelapan dan heavy rock, sisanya semakin menegaskan saya untuk menarik garis jelas jika dari apa yang Hope lebih tawarkan adalah agresifitas, bukan kegelapan. Hardcorepunk bukan Heavy Rock. Mengingat ucapan terima kasih mereka pertama kali ada kepada band dari dua pionerr genre tersebut. Hope memang padat dan tight, tapi tak bisa dipungkiri ada beberapa kegamangan dari karakter mereka sendiri, ini tak begitu masalah bagi saya, semenjak persilangan genre adalah hal populer beberapa tahun terakhir.
Entah berapa kali saya menyebut kata “Agresif” dan “Agresifitas” di tulisan ini, karena memang yang tersisa bagi saya dari show mereka adalah kurang lebih itu,
Unit Quartet Hardcore Aggressive ini sedang melangsungkan tour mereka di beberapa titik Sumatera dan Batam, awalnya saya hanya ingin menuliskan pengalaman saya menyaksikan mereka dengan tambahan beberapa review track mereka di album baru mereka, Self-Titled, paket penuh 14 Track padat nan cepat.

Untuk lirik? Tak terlalu punya porsi besar, selain dari beberapa track saya pikir berkomposisikan political-content seperti Eichmann Camp, Pigs dan Venom, yang pada credit note baru saya ketahui adalah salahsatu dari tiga track yang liriknya adalah hasil featuring dengan Mario Corex dan lainnya adalah beberapa personal content seperti “Wade Wilson” atau juga “No Difference.” Dikemas dalam bentuk CD dengan artwork kolase dan dirilis oleh S.O.N Records. Selain dari beberapa catatan kekurangan bagi saya adalah akan kualitas perekaman yang sedikit meredupkan Hope dan tak adanya eksplanasi lirik yang disertakan, Hope – Self Titled adalah satu paket fresh akan agresifitas dengan kegelapan di beberapa bagian, berat di beberapa bagian, dan sekaligus powerful di banyak bagian. Keperluan perekaman ulang dari album ini adalah perkara lain yang patut dipertimbangkan oleh Hope, jika tidak boleh dibilang mesti.
….jika dari apa yang Hope lebih tawarkan adalah agresifitas, bukan kegelapan.
Dan tulisan ini saya rampungkan 2 hari setelah melihat mereka tampil dengan tetap tak bosan kembali mendengarkan Hope sambil tetap terjebak di beberapa momen malam itu dengan Roadkill sebagai favorite. Riding Fuzz like a Whore!!! Got a Car Crash! Road[fuckin]kill!!
Ditulis bulan Agustus. Baru bisa diupload bulan November. Semua photo oleh Imam Abdurrahman. Gigs Photographer yang sekarang cukup aktif di Palembang Lokal menangkap setiap momen dengan format hitam putih. Bisa cek page dia di : https://www.instagram.com/imm.abdrrhmn/

Tinggalkan komentar